Rabu, 05 Mei 2021

Curriculum Vitae

 







Profilku

Bagi seorang seniman, "seni" sangatlah berharga, khususnya buat putra daerah asli kelahiran Ende, Flores yang bernama Egi Sae.  Dengan latar belakang pendidikan S1 dari Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta ( IKJ ), sampai saat ini terus mengembangkan bisnis lewat menghasilkan banyak karya patung hasil karyanya sendiri atau memenuhi permintaan khusus para pelanggan.  

Karena itu "seni" telah menjadi jiwa baginya, dengan ketelitian dan kesabaran dalam menanggapi keinginan para pelanggan. 

Patung tidak pernah membuatku bosan. Seketika itu juga mood saya akan kembali, saat sudah asik mengerjakan sketsa, pemotongan, atau memoles patung  ~Egi Sae~

Hasil Karyaku

My Masterpieces


1.     More Alive, 2014  ( Bronze + Glass, 130x40x90cm )


2.    Patung St. Petrus Canisius di SMA Kanisius Jakarta, 2017


3.  Angel of Golf, 2006 ( Electroplatting )

4.    A Right Dog at in The Wrong Place, 2006 ( Electroplatting )


5.    Runaway, 2006 ( Electroplatting )


6.    Telurisasi, 2010 


7.    I'm Not A Magician, 2012


8.    The 1st Time, 2012


9.    Circle of Life, 2012


10.    Waiting for You, 2012


11.    Equilibre, 2013


12.    Tarian Wanda Pa'o - Ende, Flores, 2016


13.    Unity in Dance, 2016

14.    Alone, 2016


15.    Followers ( Dog's Version ), 



16.    Followers ( Pig's Version )








Grant Proposal - Pembuatan Patung Interaktif di Kota Ende, Flores

 

 

 

PROPOSAL

Pembuatan Patung Interaktif

di

Kota Ende, Flores - NTT

 

 


 

Hilarius Egedius Sae

Pascasarjana IKJ

NIM: 4200170010 - Angkatan 15

 

 



 

Permasalahan

 

Sebagai daerah tujuan wisata, daerah Flores Tengah Kabupaten Ende kampung saya belumlah semaju Kepariwisataan di Flores Barat (kabupaten Manggarai Barat) yang terkenal dengan Komodo dan pulau Riung yang merupakan tujuan wisata Internasional kini. Untuk menunjang kepariwisataan ke depannya pemerintah daerah telah berbenah dalam mendukung pencapaian tujuan Wisata ke daerah NTT

 

Saya percaya bahwa untuk membangun suatu daerah menjadi tujuan wisata baik lokal maupun global, setiap bidang dari elemen pendukung kepariwisataan harus bergerak bersama. Dengan demikian gaung dari menariknya sebuah daerah sebagai tujuan wisata akan berdampak positif di tahun – tahun mendatang.

 

Membangun Patung Interaktif di Kota Ende

Patung interaktif adalah patung yang memberikan ruang bagi audience untuk benrinteraksi dengan karya 3 dimensi yang dihadirka dalam suatu tempat tertentu.

Sebagai seniman/Perupa ada suatu kerinduan untuk memberikan sumbangsi yang nyata dengan kemampuan dan skil yang saya miliki saat ini. Dengan menampilkan patung interaktif di ruang publik di kota kecil saya adalah suatu hal yang baru. Karena di sana belum ada patung interaktif yang menjadi ruang bermain sebagai ajang kreatifitas yang bisa tumbuh ketika bermain misalnya.

 

Pendekatan

Tentunya membuat suatu karya publik interaktif memerlukan biaya yang tidak sedikit, oleh karena itu saya akan mencoba mendekati pihak swasta maupun Pemda untuk menawarkan proyek yang akan saya bangun di suatu tempat publik.

Perizinan tentu harus melibatkan Pemerintah Daerah bila tempat itu di ruang public dan tentunya harus mengikuti kaidah atau peraturan daerah setempat.

Bisa juga saya libatkan swasta sebagai pendana yang tentunya harus mendapatkan keuntungan dari proyek ini.

 

Penentuan Lokasi

Menawarkan patung interaktif adalah salah satu cara memasukan karya patung dengan gaya baru dengan demikian menawarkan suatu pengalaman baru yang unik. Mengingat di daerah ini belum mempunyai patung interaktif, penawaran ini akan membuka wawasan baru bagi masyarakat lokal dalam melihat suatu perkembangan karya patung.

 


‘Freedom Sculpture’  (Patung Kebebasan)  Pematung: Zenos Frudakis  18 Juni 2001
Lokasi: 16th and Vine Streets, Philadelphia, Pennsylvania



Patung Interaktif yang akan saya bangun seperti patung “Freedom Sculpture” karya dari  

pematung Zenos Frudakis  di atas yang berhubungan dengan area terbuka dan taman. 

Dengan tujuan agar interaksi yang terjadi terhubung langsung di ruang publik di tempat terbuka.

 

Objective

Tujuan dari membuat patung Interaktif ini adalah menghadirkan sesuatu gaya patung baru di daerah 

yang hanya menjadikan patung sebagai pajangan dan penanda tempat saja. Dengan meningkatkan 

nilai patung sebagai benda seni yang dapat dijadikan tempat interaktif manusia tentunya 

menjadikan ruang / taman bermain  yang menarik bagi penduduk maupun pendatang.

 

Goals

Sebuah daerah yang mengandalkan pariwisata alam dan Budaya seperti di Ende (flores tengah) 

tentunya ketika pengunjung kembali ke kota / tempat penginapan ada pilihan lain dalam 

menjelajahi ruang – ruang kota yang ada. Harapan saya sebagai pembuat patung Interaktif ini 

adalah pengunjung yang datang akan mengenal bahwa gaya patung  interaktif seperti ini adalah 

ciri khas karya yang hanya ada di daerah tersebut.

 

Metode, Strategy/Program Desain

Metode penelitian saya adalah melalui pendekatan Art Base Research

Meneliti dampak dari patung interaktif  dan pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat di suatu 

tempat tertentu.

 

 

Terimakasih dan Salam Budaya…

 

 

 

Selasa, 04 Mei 2021

Definisi Patung Interaktif

 

Ketika Sebuah Karya Seni 3D Membuka Ruang Dialog dengan Audiensi

 

Bermain Bersama, Karya Seni Rupa - Interaktif

Hiruk pikuk rutinitas bekerja dari rumah dan bersosialisasi di zaman medsos saat ini  kadang membuat kita bosan dengan keadaan. Pembatasan kegiatan akibat Pandemi juga turut mengekang kebebasan kita berekspresi di ruang – ruang publik. Keadaan ini memicu kita mencari penghiburan dengan berbagai hobi individual yang memungkinkan tetap bergerak. Bermain adalah salah satu alternatif yang cukup menyenangkan  manusia.

‘Bermain memang aktivitas yang identik dilakukan oleh anak-anak. Namun ternyata mereka yang sudah dewasa juga butuh bermain. Tak sekadar menghabiskan waktu luang, ada manfaat lain yang didapatkan orang dewasa dari bermain. Seperti yang diungkapkan Psikolog Anna Surti Ariani. Menurut Anna ada beberapa manfaat bermain bagi orang dewasa. Dapat membuat badan lebih sehat. “Terutama ketika melakukan permainan-permainan yang bentuknya seperti olahraga,” kata Anna. Bermain juga bisa menjadi sarana mengekspresikan emosi karena seseorang melakukan kegiatan yang dapat membuatnya tertawa girang hingga berteriak penuh semangat’. (REDAKSI24.COM– Hendra 25/07/2020)

Karya Seni Interaktif

Seni interaktif dalam seni rupa adalah seni yang melibatkan pengunjung untuk membentuk image, mengisi ruang atau bermain sehingga memungkinkan kegiatan tersebut mencapai tujuannya. Beberapa seni instalasi membiarkan penonton berjalan atau berinteraksi langsung, yang lain meminta penonton untuk berdiri di sudut tertentu dan menjadi bagian dari karya seni tersebut. Beberapa lagi membiarkan penonton mengalami sensasi dengan melakukan kegiatan tertentu.

Dengan membuat karya interaktif, secara tidak langsung akan melibatkan pengunjung, dan nilai historis yang ditampilkan ketika berinteraksi akan menjadi lebih menarik. Tentunya kenangan yang diabadikan melalui kamera secara tidak langsung akan mempromosikan dan menaikan nilai dari karya seni tersebut. Pada zaman media sosial sekarang ini kegiatan tersebut akan diposting di media sosial, entah berupa photo, video / gambar bergerak. Dan tentunya mempromosikan keunikan dari prinsip interaktif yang ditampilkan.


Karya Instalasi Interaktif

Tezi Gabunia, ‘Put Your Head Into Gallery’ (2016)




Dilansir dari mymodernmet.com, Minggu (29/5/2016), Tezi Gabunia, seorang seniman yang baru saja membuat sebuah instalasi seni interaktif, memungkinkan Anda untuk merasakan sensasi berbeda ketika mengamati karya seninya.

Melalui empat model miniatur berbeda dari beberapa galeri paling terkenal di dunia, Tezi melibatkan pengunjung sebagai bagian dari karya seninya. Yakni dengan cara memasukkan kepala ke dalam sebuah boks instalasinya.

Instalasi ini dibuat dengan menggunakan teknologi laser cutting dan PVC, serta plexiglass.





Proyek ini menampilkan empat miniatur dari Saatchi Gallery, The Louvre, Tate Modern, dan Gagosian Gallery dan ini adalah hasil karya dari Tezi, Peter Paul Rubens, Damien Hirst, serta Roy Lichtenstein.

 


Be a Pin Up: Instalasi Pin up Interaktif oleh Lulu Guinness


Jika Anda adalah seorang anak di tahun 80-an, Anda akan ingat mainan pin art yang menyenangkan di mana Anda dapat membuat kesan tentang diri Anda sendiri. Be a Pin Up adalah instalasi manis dari desainer Lulu Guinness yang membuatnya selangkah lebih maju.

Instalasi menarik ini dibuat untuk Clerkenwell Design Week, di mana pengunjung dapat membuat potret mereka sendiri. Kerangka pin raksasa ini terletak di depan St John's Gate, landmark London yang ikonik. Ini memungkinkan publik membuat potret tubuh berukuran penuh menggunakan 6.000 pin aluminium berlapis krom. Benar-benar menyukai instalasi yang sepenuhnya interaktif ini. Sekarang pertanyaannya adalah, jika Anda memiliki kesempatan, bagaimana postur pin-up Anda? (sumber:  boredpanda.com)

 


 “Jadilah Pin Up!” oleh Lulu Guinness

 

Ieva Elvyra - Penulis

Anggota komunitas

 

Orang-orang menyukai hal-hal yang secara nostalgia mengingatkan mereka akan masa kecil mereka: desainer kopling Lulu Guinness telah mengetahuinya, dan mengubah mainan dari tahun 80-an menjadi instalasi interaktif raksasa. Untuk Clerkenwell Design Week 2011 di London, dia membuat layar pin setinggi 2 meter dengan 6.000 pin capped, di mana orang dapat membuat potret mereka sendiri.

 Layar pin besar terletak di depan St. John's Gate, dan bahkan diubah menjadi kontes foto. Pengunjung diundang untuk mengambil foto-foto gila di balik layar dan mengunggahnya untuk memenangkan salah satu cengkeraman Lulu. Bahkan tanpa hadiah, rasanya seperti orang bisa menghabiskan waktu berjam-jam bermain-main dengan layar dan kamera!



 

Karya Patung Interaktif LED

 ‘As We Are’ karya Matthew Mohr  (2017)





 

‘As We Are’ adalah patung interaktif setinggi 14 kaki oleh seniman Matthew Mohr. Karya berbentuk kepala itu adalah proyeksi dari pengunjung yang merekam wajahnya dalam ruang di dalam patung tersebut yang terhubung dari pintu di belakang kepala. Ada 24 pita horizontal layar LED yang membungkus bentuk kepala tersebut. Monitor membungkus hampir 360 derajat di sekeliling bentuk tersebut dan hanya menyisakan bidang kecil sebagai pintu masuk di bagian belakang otak kecil.





 

Patung itu dipasang di Pusat Konvensi Greater Columbus pada 7 Desember 2017, tempat umum yang disiapkan untuk pengunjung yang ingin melihat wajah mereka diproyeksikan lebih dari dua kali tinggi mereka. Penampilannya mencerminkan beberapa patung publik yang berpusat pada tubuh, yaitu replika kepala Franz Kafka di Praha yang diberi pita oleh David Cerny, dan Air Mancur Mahkota Chicago oleh Jaume Plensa yang juga menampilkan pemeran wajah yang berputar di serangkaian layar LED.

 







Gambar di atas tengah, adalah pintu masuk ke dalam ruang digital yang merekam wajah / rupa seseorang kemudian secara langsung akan diproyeksikan ke luar layar , sehingga si pengunjung masih ada waktu untuk ber”swafoto” bersama kepalanya sendiri.

Gambar sebelah kanan adalah Modul dari head sculpture yang di setting di studio dengan beberapa tenaga ahli di bidang layar LED sebelum ditampilkan di ruang publik.

 

Patung Batu Bata yang Luar Biasa oleh Brad Spencer

oleh Pinar Noorata on February 22, 2014

  

Patung Batu Bata yang Luar Biasa oleh Brad Spencer

 Reidsville, seniman Brad Spencer yang berbasis di Carolina Utara bekerja dengan batu bata untuk menghasilkan patung figuratif yang menarik. Setiap karya dalam koleksi pematung yang terus berkembang adalah tampilan menarik pada media umum yang digunakan dengan cara yang tidak konvensional. Fakta bahwa batu bata biasanya merupakan bahan arsitektur yang bentuk visualnya jarang melampaui apa pun selain dinding kotak membuat semuanya lebih menarik perhatian.

Banyak karya pematung bermain-main dengan penggunaan arsitektural material, merujuk tujuan konvensionalnya dengan memasukkan dinding atau semacam pembatas umum persegi panjang. Dari struktur dasar ini muncul sosok tiga dimensi Spencer. Seniman menggunakan teknik relief, pertama-tama mengerjakan tanah liat yang tidak dikeringkan untuk mengukir sosoknya dalam pola batu bata. Dia kemudian mulai menembakkan potongan-potongan itu satu per satu dan memasang batu bata di lokasi pajangannya.

Spencer mengatakan tentang bahan pilihannya: “Patung batu bata dapat berasal dari zaman Babilon kuno tetapi tetap merupakan peningkatan yang segar dan menarik untuk bangunan, dinding, atau lingkungan apa pun. Media bata memiliki semua karakteristik yang sama dari keawetan dan perawatan yang rendah seperti bangunan batu bata, berpadu dengan baik dalam pengaturan di mana terdapat konstruksi bata lain, terlihat bagus dengan lansekap dan memiliki keakraban yang nyaman bagi orang. ”

 


Mengingat karya Tugas Akhir saya yang akan diangkat adalah mengenai patung publik interaktif, saya mengambil karya publik dari pematung Zenos Frudakis dengan judul ‘Freedom Sculpture’ sebagai bahan yang coba saya bedah sehingga kiranya ada korelasi nanti dengan tema yang akan saya angkat di Karya akhir saya.

Hal yang menarik adalah rencana karya saya juga merupakan patung dengan beberapa figur yang menampilkan satu kesatuan dan membentuk suatu tema tertentu. Sebagai pematung yang memiliki masa kecil yang kurang menarik dengan patung publik (saya sering melarikan diri bila melewati perkantoran yang ada patung ibu menggendong anak. Mungkin karena memang tampang ibu pada patung itu cukup mengerikan terlihat dari tatapan mata dan raut mukanya). Membuat patung interaktif adalah suatu cara untuk membalikan keadaan sehingga anak-anak dapat lebih dekat, bila perlu dapat bermain dengan patung – patung di taman terbuka dengan bebas.

 

‘Freedom Sculpture’  (Patung Kebebasan)

Ukuran: panjang 20 kaki x tinggi 8 kaki

Berat: 7.000 pound

Media: Perunggu

Pematung: Zenos Frudakis

Peresmian: 18 Juni 2001

Lokasi: 16th and Vine Streets, Philadelphia, Pennsylvania

 




Freedom Sculpture adalah karya tahun 2001 yang dirancang oleh Zenos Frudakis, yang terletak di Philadelphia. Potongan perunggu seberat 7.000 pon, 20 kaki, menggambarkan perjuangan yang terlibat dalam melepaskan diri dari semua yang menahan kita (problem manusia secara umum). Zenosfrudakis.com

 

 

Maryam Rana Blogger  (Estetika Minggu, 8 Mei 2016 - Kebebasan oleh Zenos Frudakis)

Di bawah ini adalah tanggapan Maryam Rana Blogger (setelah membaca informasi yang lebih lengkap tentang pematung dan karyanya) yang menuliskan tentang patung kebebasan di blognya :

Karya ini menarik bagi saya karena merupakan satu ukuran untuk semua. Tema yang coba ditampilkan Frudakis adalah tema universal. Gagasan untuk membebaskan diri dapat diterapkan pada hampir semua aspek kehidupan, mulai dari budak Afrika-Amerika yang mencoba melarikan diri dari diskriminasi hingga transgender yang mencoba melepaskan diri dari standar sosial. Saya percaya setiap orang harus mengambil lompatan dan membebaskan diri dari masalahnya. Orang seharusnya tidak menjalani hidup mereka dalam ketakutan. Selain itu, mereka tidak boleh memenuhi harapan masyarakat. Setiap orang harus menjalani hidup seperti yang mereka inginkan. Karya ini juga berbicara kepada saya karena mewakili kekuatan seni. Melalui proses yang memakan waktu, seniman mampu menggambarkan kebenaran universal yang bersifat universal dan abadi. Seseorang tidak perlu tahu bahasa apa pun untuk memahami pesan yang disampaikan Frudakis di Freedom. Siapapun dapat melihat bahwa itu adalah pria yang mencari kebebasan. Orang tidak hanya dapat menghargai karya ini selama Frudakis masih hidup, tetapi juga setelah kematiannya. Dia akan dikenang melalui karyanya. Oleh karena itu, ide indah ini dapat diapresiasi oleh banyak generasi yang akan datang. Satu hal yang menurut saya sangat indah tentang karyanya adalah bahwa patung itu tanpa gender, membuatnya semakin universal.

"Saya ingin membuat patung, hampir semua orang, apa pun latar belakangnya, dapat melihat dan langsung menyadari bahwa ini adalah tentang gagasan berjuang untuk membebaskan diri. Patung ini tentang perjuangan untuk mencapai kebebasan melalui proses kreatif."   - Zenos Frudakis



Salam Budaya 


Curriculum Vitae